KITA (dalam imaji)

Suatu sore, aku dan kamu berjalan di antara ilalang dan angin yang menelusup di sela tawa. Memandangi sekitar yang penuh dengan bunga beragam warna. Dihiasi titik air di ujung daunnya. Riang. Senang tak terperi. Senyum, selalu terkulum di setiap celoteh dan candamu.

Aku duduk di kursi, kau menjauh. Di antara riuh tawa anak - anak yang bermain dengan ayunan dan balonnya, kau mencarikan satu cone es krim dan arum manis untukku. Es krim rasa coklat, vanila dan strawberry di bagian atasnya, kau tahu betul es krim favoritku. Tak hanya itu, di tangan kiri, kau bawakan aku arum manis berwarna merah muda. Menggoda.

Di sudut yang lain, terlihat sepasang muda - mudi sedang beradu tawa. Sang wanita bersandar di bahu sang pria dan sang pria membelai lembut rambut panjang sang wanita, mesra. Tak jauh dari situ, terlihat keluarga kecil sedang bermain bersama papilon coklat yang telinganya berwarna putih. Tawa mereka riang. Ah, aku terbayang, kelak kita juga akan memiliki keluarga kecil dan kita akan membawa anak - anak kita bermain di sini seperti keluarga kecil itu.

Teduh. Aku pun bersandar di bahumu sambil menghabiskan arum manis merah muda itu. Kau terus bercerita dan aku pun mendengarkan dengan saksama. Setiap kata, tak terlewat untuk ku dengar. Setiap ekspresi, tak terlewat untuk ku rekam.

Kamu, tampak menawan sore itu, dihiasi syal merah di lehermu yang sepadan dengan baju rajutku. Cukup dingin memang karena sudah memasuki winter.

Arum manis merah muda telah habis ku kunyah, kau berdiri, menggapai tanganku, seolah mengajak berjalan bersama. Kita berjalan di sisi kanan kolam, kolam yang berisi ikan mas koki sebesar kepalan tangan orang dewasa. Di tengahnya, terdapat air mancur setinggi dua setengah meter yang dihiasi lampu warna - warni di sekelilingnya.

Langit mulai petang, lampu taman berpendar. Cahaya kuning yang temaram membuat suasana semakin menyenangkan namun kita masih saja asik berbagi cerita dan beradu tawa. Senyummu, manis, manis sekali sambil terus menggandeng taganku lembut.

Sekelompok pemusik mendatangi kita dan kamu meminta mereka untuk menyanyikan "Because You Love Me". Tiba - tiba saja aku bungah, ada yang membuncah dan meletup di hati. Ditemani gemericik air, kita berdua duduk di pinggir kolam sambil menikmati sekelompok musik yang bernyanyi untuk kita berdua. Lalu, kamu berbisik "Ana ukhibbuki li annallah.."






*Sore di kamar, cerita dalam imaji.

2 comments:

  1. dua orang muslim berpacaran neh yeee. awas loh haram

    ReplyDelete
  2. @Rusydi Hikmawan: Maaf, tapi dalam imaji saya, yang saya ceritakan itu sudah menikah dan mereka hidup di negeri orang, bukan berpacaran :)

    ReplyDelete

Hai! Terima kasih sudah membaca sampai selesai ya. Silakan tinggalkan komentarmu di sini :)