Setiap melakukan kunjungan ke Jakarta, saya selalu
menyusun rencana jalan - jalan, karena banyak sekali tempat - tempat yang belum saya jelajahi di ibukota negara ini. Nah, kali
ini, saya pengen berkunjung ke museum - museum yang ada di Kota Tua, diawali dengan berkunjung ke Museum bank Mandiri.
Saat mulai memasuki museum, kita akan disambut dengan anak tangga menuju pintu masuk utama yang mengarah ke loket tiket. Suasana terasa berbeda saat kita sudah berada di dalamnya karena nuansa arsitektur Belanda sangat kental di bangunan ini. Arsitekturnya cenderung sederhana tapi memiliki nilai estetika yang tinggi, baik dari desain hingga detail ragam hiasnya.
loket tiket |
Kita bisa menjelajahi museum Mandiri dengan membayar Rp 5000 saja. Lalu bakal dapat sebuah sticker sebagai tanda pengunjung sekaligus brosur sebagai informasi tentang museum.
Baca juga: Gading Festival Sedayu City, Pusat Kuliner dan Rekreasi
Sejarah Gedung Museum
Museum ini dulunya adalah gedung Nederlandshe
Handel-Maatschappij (NHM) atau Netherlands Trading Corporation alias Maskapai
Dagang Belanda, yang berdiri tahun 1824. Kantor pusat NHM ada di Amsterdam, sedangkan Batavia (Jakarta) adalah kantor cabangnya yang dibuka pada tahun 1826.
Bangunan ini dirancang oleh tiga arsitek Belanda yaitu J.J.J
de Brujin, A.P Smits dan C. van de Linde. Pembangunan dimulai pada bulan Juli
1929 dan diresmikan pada 14 Januari 1933
sebagai Nederlandshe Handel-Maatschappij (NHM) NV di Batavia dengan nama de
Factorij.
Setelah Indonesia merdeka, NHM
dinasionalisasi di tahun 1960, kemudian berkembang menjadi Bank Exim. Hingga akhirnya di tahun 1999, Bank Exim
Indonesia ini dijadikan satu dengan Bank Mandiri dan gedung ini pun menjadi salah
satu asetnya. Nah, sejak 2005 Gedung Factorij ini difungsikan sebagai Museum
Mandiri.
Di museum Mandiri, pengunjung bisa melihat berbagai koleksi
yang memiliki nilai sejarah, ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan.
Koleksi museum terdiri dari berbagai macam benda perbankan tempo dulu dan
perkembangannya, mulai dari perlengkapan operasional bank, surat berharga, mata
uang kuno, dll.
Koleksi tersebut bisa kita lihat di ruang pamer yang ada di
lantai bawah, lantai dasar dan lantai atas.
Yuk kita mulai keliling museumnya..
1. Lantai Dasar
Di lantai ini, kita bisa lihat suasana ruang kasir Cina dan operasional bank. Ada juga ruang sejarah yang mengajak kita untuk menyusuri lorong waktu. Dimulai dengan penggambaran bagaimana keadaan negara kita sebelum dan sesudah kedatangan bangsa Eropa, termasuk bagaimana gambaran tanam paksa.
ruang tanam paksa |
Selain itu, ada koleksi perbankan Indonesia dari Bank Exim, BBD, BDN, dan Bapindo yang merupakan cikal bakal dari Bank Mandiri. Terakhir, kita akan tahu peran Pak Habibie yang sangat besar pada Bank Mandiri.
Masih di lantai dasar, kita akan menemukan koleksi benda - benda perbankan jadul seperti, mesin hitung uang, mesin ATM jadul, dll.
Sedikit cerita tentang beberapa koleksi di lantai 1 nih.
- Chineesche Kast
Tapi ternyata nggak gampang lho buat jadi kasir di NHM ini,
karena mereka harus ada yang menjamin, misalnya orang tua, saudara, atau
pejabat yang merupakan relasinya. Jaminan tersebut harus dari kalangan sosial
yang tinggi di masyarakat. Kenapa demikian? Karena pekerjaan mereka berhubungan
dengan uang.
kasir Cina |
Kepandaian etnis Tionghoa dalam hal menghitung uang, tidak dilengkapi dengan kecakapannya berbahasa Belanda. Makanya, tetap ada satu orang Belanda yang bisa berbahasa Cina sebagai translator mereka.
- Mesin ATM Jadul
Ada juga yang berpendapat orang Skotlandia bernama James Goodfel adalah pemegang paten paling awal ATM modern di tahun 1966, dan John D.White (dari Docutel) di Amerika Serikat juga sering disebut sebagai penemu desain ATM tegak mandiri (free standing) pertama.
koleksi mesin ATM jadul |
Dari kilasan riwayat tersebut, kebanyakan orang mengakui bahwa Simijian adalah sosok yang mendapat ide untuk menciptakan apa yang disebut sebagai "Mesin Lubang di Tembok" yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi.
- B.J. Habibie & Bank Mandiri
Meski hanya memimpin negara ini selama 1 tahun 5 bulan, B.J. Habibie memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembentukan Bank Mandiri. B.J. Habibie adalah orang yang memutuskan untuk membentuk satu bank BUMN yang bisa menjadi ujung tombak dunia bisnis perbankan di wilayah Asia Tenggara. Kemudian ia memberi nama "Bank Mandiri".
Bapak Habibie menilai, saat itu ada empat BUMN yang cocok dan tepat dijadikan satu bank, yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Eskpor Impor dan Bank Pembangunan Indonesia. Untuk mewujudkan pemikirannya itu, Bapak Habibie kemudian memanggil Tanri Abeng yang kala itu menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan BUMN.
Kemudian Bapak Habibie segera menghubungi kawan lamanya, Dr. Josef Ackermann, direktur Deutsche Bank di Frankfurt kala itu yang merupakan seorang profesional dalam perbankan dan memiliki wawasan yang meyakinkan dan sikap seorang entrepeneur.
"Nasehat dan bantuan Dr. Ackermann saya butuhkan untuk mempersiapkan lahirnya Bank Mandiri menjadi salah satu bank komersil Indonesia yang besar, unggul, dan berperan di Asia Tenggara", jelas Bapak Habibie.
Setelah berbagai pembicaraan, akhirnya pada tanggal 2 Oktober 1998 berdasarkan PP No.75 tahun 1998, Bank Mandiri didirikan. Pada Juli 1999, empat bank pemerintah tersebut, digabung dan dilebur dalam Bank Mandiri.
penjelasan peran Habibie |
"Nasehat dan bantuan Dr. Ackermann saya butuhkan untuk mempersiapkan lahirnya Bank Mandiri menjadi salah satu bank komersil Indonesia yang besar, unggul, dan berperan di Asia Tenggara", jelas Bapak Habibie.
Setelah berbagai pembicaraan, akhirnya pada tanggal 2 Oktober 1998 berdasarkan PP No.75 tahun 1998, Bank Mandiri didirikan. Pada Juli 1999, empat bank pemerintah tersebut, digabung dan dilebur dalam Bank Mandiri.
koleksi mesik ketik kuno |
2. Lantai Bawah
Basement museum Mandiri memiliki ruang khasanah / kluis yang merupakan area bangunan atau ruangan dengan konstruksi baja yang sangat kuat. Ruangan ini memiliki luas 924 m2 dengan ketebalan dinding luarnya 100 cm, sehingga ruangan lebih kuat dari tembok gedungnya sendiri dan berfungsi sebagai penopang lantai di atasnya.
- Effectenkluis (kluis surat berharga)
Koleksi surat berharga yang ada di museum
ini berasal dari bank – bank pendahulu yaitu NHM, NHB, Escomtobank dan BIN dan
bank – bank legacy (Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Eskpor Impor dan
Bank Pembangunan Indonesia) dan yang mempuanyai relasi dengan bank – bank
tersebut.
koleksi surat saham tahun 1960 |
- Kaskluis (kluis uang kas)
- Safeloketten (safe deposit box)
Ruang SDB ini dulunya punya kapasitas sampai 2000 loker dengan berbagai ukuran mulai yang kecil, sedang, sampai besar.
3. Lantai Satu (Atas)
Saat menaiki tangga menuju lantai atas, kita akan disambut dengan kaca patri yang sangat indah (dan pastinya instagramable). Kaca patri ini menggambarkan adanya 4 musim dan tokoh nahkoda kapal Belanda, Cornelis de Houtman, yang mendarat di Banten tahun 1596. Kaca patri tersebut disumbang oleh Presiden NHM ke-10, C.J. Karl van Aalst atas nama Ratu Kerajaan Belanda.
tangga menuju lantai atas |
kaca patri |
Di lantai atas juga terdapat ruang besar tempat para direktur mengambil keputusan dan ada foto - foto para direktur yang pernah menjabat di Bank Mandiri.
Tips & Info Tambahan:
- Dari loket, museum ini kelihatannya nggak terlalu besar. Tapi setelah muter - muter, ternyata cukup besar lho! Jadi, berkelilinglah sampai lantai bawah dan atas, karena ada banyak informasi menarik di sini, dan beberapa spot yang instagramable.
- Bisa dibilang, museum ini nggak terlalu ramai, tapi juga nggak sepi sepi banget. Hanya di bagian lantai bawah dan atas yang memang sepiiiiiii. Soalnya waktu itu nggak banyak orang yang turun atau naik karena pas saya amati, lebih banyak orang yang hanya keliling di lantai dasar saja. Jadi kalau belum biasa datang ke museum sendirian, bawalah teman. Waktu itu ada anak kecil yang nangis, mungkin saking takutnya karena sepi dan memang agak pengap.
- Nggak semua koleksi ada informasi lengkapnya, dan saya lihat juga nggak ada petugas yang berkeliling yang bisa saya tanya - tanya. Cuma ada petugas di loket dan CCTV yang selalu mengawasi gerak gerik kita.
- Dilarang membawa tas ransel, makanan, minuman, senjata tajam dan dilarang merokok. Ada loker buat penitipan barang kok. Kalau tas slempang kecil sih waktu itu masih boleh saya bawa masuk. So, taatilah peraturan yang ada ya.
---
Museum Mandiri
Alamat:
Jl. Lapangan Stasiun No.1
Kota Tua, Jakarta Barat.
Jam buka:
Selasa – Minggu
09.00 – 15.30
Tutup:
Senin atau hari libur nasional
Harga tiket masuk:
Anak-anak / pelajar / nasabah Rp 2.000
Dewasa / umum Rp 5.000
Wisatawan mancanegara Rp 10.000
Fasilitas:
- Ruang audio visual
- Ruang aula besar
- Ruang aula kecil
- Perpustakaan
- Musholla
- Gift shop
- Toilet
- ATM 24 jam
---
Sumber:
1. https://www.museumindonesia.com/museum/54/1/Museum_Mandiri_Jakarta
2. Koleksi museum
3. Brosur museum
Sumber:
1. https://www.museumindonesia.com/museum/54/1/Museum_Mandiri_Jakarta
2. Koleksi museum
3. Brosur museum
museum itu sangat mengedukasi tp sayangnya gak banyak orang suka ke museum
ReplyDeleteNaaah.. saya tuh juga heran. Kalo ke museum sering banget sepi.. Pernah waktu itu pas di Museum Kartini malah saya pengunjung satu-satunya haha
DeleteAh sayangnya nggak ada guidenya .. Padahal kl ke museum tuh sering pengen bisa tanya2 ...
ReplyDeleteIya, sayang banget.. Makanya kalo ke sini, usahakan buat baca-baca info koleksinya.. Buanyaak banget yang baru saya tahu
DeleteAku prnh ikut wisata malam masuk museum ini. Mh....agak ngeri sih awalnya, ternyata malam hari masuk museum malah lebih asik kyk masuk lorong waktu.
ReplyDeleteWah.. saya gak bisa bayangin kalo masuknya malam hari hahaha.. Tapi kalo rame-rame sih kayaknya seru yaaa, asal nggak sendirian hihi
Deletehhahaha kl sendirian memang agak serem sih mbak. Tapi malam hari terasa agak beda aja kyk masuk mesin wktu.
DeleteNice info. Saya ke Kota Tua, tapi belum mampir ke Museum Bank Mandiri, ternyata besar juga ya. Tapi sayangnya kurang peminat, jadinya sepi deh. Udah gitu gak Ada guide nya ya?!
ReplyDeleteBerarti bank Mandiri ini jatuhnya bukan bank swasta dong ya, karena gabungan beberapa bank pemerintah?? CMIIW...
Loker untuk nyimpen tas dll, bayar atau gratis?
Bank Mandiri itu bank BUMN, kak :)
Deleteohya, untuk loker tempat penitipannya gratisss tissss tissssss..
Ada gitu Museum Bank Mandiri, besar dan luas pula, wak katrok deh aku belum pernah ke sana... Kalau berkunjung ke kota tua, aku akan agendakan mampir ke museum ini...
ReplyDeleteYes.. perlu loh mengunjungi museum tuh, tiketnya murah lagi..
DeleteMemang ya, arsitektur peninggalan Belanda itu khas banget. Sangat unik, tapi juga jujur, nyeremin. Hihi. Mungkin karena udah tua..
ReplyDeleteWisata ke museum mandiri bisa jadi pilihan buat wisata edukasi bareng anak anak juga yaa
Haha nyeremin karena sepi, coba kalau rame.. :p
DeleteCocok juga ajak anak-anak biar tahu sejarah perbankan kita
Sudah lama banget nggak ke Museum Bank Mandiri. Oh ya, kadang-kadang ada acara A Night At The Museum di sini, lho. Komunitas Historia kalau gak salah yang bikin. Jalan-jalan keliling museum malam-malam. Nggak serem, kok ... selama nggak terpisah dari rombongan.
ReplyDeleteHahahaha.. Pokoknya harus bareng rombongan terus ya. Tapi kayaknya menarik tuh acara night at the museumnya :D
DeleteWaaa, liputannya komplit, plit! Saya juga belom pernah ke Museum Bank Mandiri, hiks.. Sebagai warga Jakarta kumerasa gagal. Hahahaha.
ReplyDeleteAa... aku jadi semakin kangen Kawasan Kota Tua Jakarta. Dulu pas kerja di Kawasan Kota Tua, sering banget main ke Museum Bank Mandiri, terus ke Taman Fatahillah.
ReplyDeleteTapi dulu aku siang hari pas hari Minggu. Abis jalan-jalan ke Monas, terus naik trans Jkt, nongkrong di Museum. Hihihi.. mungkin sekarang sudah banyak perubahan dan lebih banyak pengunjung, ya?
Semoga lebih banyak pengunjung dari waktu ke waktu :)
DeleteSaya malah belum ke Taman Fatahillah, waktu ke kawasan Kota Tua langsung ke sini..
Kalo ke Jakarta jadi pengen dateng ke Kota Tua lagi.
ReplyDeleteBelum pernah mampir ke Museum Mandiri ini.
keren juga mba jagi pengen ke sana nih informasi yang sangat bagus hehe
ReplyDeletebagian lantau bawah dan atas sepiii, waktu anak kecil nangis kok saya malah mikir yang aneh2, hahaha aapalagi agak pengap kan mbak
ReplyDeleteHahaha, waktu itu aku pun agak-agak merinding, tapi untung gak sendirian hihi
DeleteAku jadi tahu sejarah bank Mandiri, dan pak Habibie ternyata yang punya ide mendirikan bank BUMN ini. Adik iparku kerja di Bank Mandiri dan aku pun nasabah bank Mandiri :)
ReplyDeleteAku juga baru tahu, mbak tentang pak Habibie ini. Makanya aku share juga nih :)
DeleteWahhh sekian lama tinggal di Jakarta, belum sekali pun aku main ke Museum Bank Mandiri ini. Ide bagus sepertinya untuk main ke sini ya kak. Menarik sekali nilai2 sejarahnya kalo baca dari tulisannya.
ReplyDeleteSaya suka tulisannya lengkap sekali. Jadi keinget kembali pas berkunjung Ke museum ini. Org2 wajib pada kesini deh biar dpt pengetahuan nya
ReplyDeleteTerima kasih, mas.. :)
Deletemasukin ah ke salah satu list museum yang akan saya kunjungi sama anak-anak kalo pas ke Batavia...Baru ke msueum wayang sama layang-layang aja nih... Tiketnya murah banget kok sepi ya...yang tiketnya lebih mahal berlipat-lipat ramenya sampe kayak pasar hehe..
ReplyDeleteAku ke sini tahun 2013, ternyata sampai sekarang masih murah ya harga tiket masuknya. Museum Bank Mandiri ini memang nggak bikin bosen deh!
ReplyDeleteCafe-nya udah nggak ada ya? Pas aku ke sana ada cafe sederhana di dalam.
Waah, ada cafenya? Kemarin kok kayaknya gak ada ya, mas. Atau mungkin memang sudah gak ada? Kalo di museum Gajah waktu itu sih ada.
DeleteNggak bosan main ke sini, aku selalu terbayang gimana situasi zaman dulu kala waktu masih jadi Batavia..terawat banget museumnya ya
ReplyDeleteSeru juga jalan-jalan ke Museum Mandiri. Itu ternyata ada juga koleksi atm dari zaman dulu, ya. Hehe ... unik dan antik kalau bicara zaman doeloe
ReplyDeleteAku pernah sekali berkunjung ke Museum Bank Mandiri ketika anak2 masih kecil dulu. Bagus, menyenangkan sih buat menambah wawasan kita. Sayangnya sepertinya waktu itu ga ada pemandu wisatanya. Padahal kan kita kepengen diceritain tentang bank tsb ya. Murah bingit HTM nya namun sayang pengunjung museum masih terlalu sedikit :)
ReplyDeleteMuseum Bank Mandiri Kota Tua ini ternyata seru yaa. Aku dulu cuma masuk di lantai dasar doang, keliling-keliling dengan clueless. Padahal asiknya keliling museum itu di ceritanya kan ya.
ReplyDeleteAKu bolak-balik ke Kota Tua tapi belum pernah masuk ke museum Bank Mandiri
ReplyDeleteTernyata didalamnya menarik banget ya. Asik juga jelajah museumnya
Kapan-kapan mau ke sini ah
Abis jalan jalan dari Bank Mandiri eh, dari artikel ini maksudnya, jadi tahu sejarah Bank Mandiri dan siapa tokoh dibalik para cendekiawaiannya. Pak Habibi berjasa banget ya
ReplyDeleteWah isinya ternyata bagus yaa kak. Aku waktu itu ke Museum BI nya aja nggak kesini. Tapi inshaAllah next nyobain ah hehe
ReplyDeleteSepertinya kalau ke sini, aku bakalan ngajak temen deh. Aku suka Museum, asyik lho dibaca semua informasi. Tapi kalau memakai bangunan lama zaman Belanda, aku mikir 5X deh kalau sendirian. Kayak di Bandung, ada Museum Pos, ngambil salah satu sisi Gedung Sate. Aku pernah sendirian ke sini. Siang² sih...Tapi...hmmm...engga mau dua kali. Hehe...
ReplyDeleteudah lama nggak ke sini, udah beberapa kali masuk sini, tetap saja terasa asyik.., dan aku paling suka liatin kaca patrinya
ReplyDeletemuseum yang paling pertama di pangkalnya Kota Tua, paling strategislah...
btw.. .. di pintu toiletnya aja masih pakai petunjuk bahasa Belanda
Saya tahu kalau Mandiri ini gabungan dari beberapa bank, tapi saya barubtahu kalau ada jasa Pak Habibie dibalik penggabungan bank tersebut.
ReplyDeleteKalau di nuseum inibada jasa guidenya kah?
Jadi pengen intip buku list museumku deh.
ReplyDeleteKira-kira, ada spot Museum Bank Mandiri juga nggak ya.