Sempat Tak Sempat (?)

Kamu sempat berusaha mengetuk pintu ini, pintu hatiku
Sempat pula aku membukanya, lebar – lebar, hanya untukmu
Namun kala itu, tak sempat kau nyatakan rasa
Tak sempat pula aku berucap jujur apa adanya

Sungguhkah ini soal sempat dan tak sempat?
Mungkinkah tentang nyata dan semu?
Ataukah tentang pura – pura dan tidak tahu?

Atau seperti penyair yang tak mampu mengucap sayang pada kekasihnya, padahal ia telah menunggu lama?
Sementara sajak – sajaknya tertuju pada kekasihnya?

5 comments:

  1. cie-ciee... :D
    awas dipendam terus nanti jerawatan loh mba :D

    ReplyDelete
  2. dalem banget..
    mudah2an postingan ini dibaca ama yang telah mengetuk pintu hati ini...

    ReplyDelete

Hai! Terima kasih sudah membaca sampai selesai ya. Silakan tinggalkan komentarmu di sini :)